Jelajahi Band HF Kita

Begitu kita memperoleh IAR, baik untuk tingkat Pemula atau Siaga, pada saat itulah kita secara
resmi bergabung dengan sebuah komunitas internasional yang bernama "Amatir Radio" dengan
semboyan "One World, One Language".

Oleh: Firson Maryutenli - YD1BIH

Inilah nilai lebih dari amatir radio, dengan sebuah meja di sudut
dapur, di suatu daerah yang terpencil, dengan perangkat radio
buatan sendiri yang beroperasi di band 15 meter dengan daya 10
watt, antenna dipole di halaman rumah yang disangga dengan
bambu, kita dapat berkomunikasi dengan masyarakat amatir radio
internasional di seluruh penjuru dunia. Sebelum internet bisa
menjelajah dunia dengan satu klik, amatir radio sudah
melakukannya semenjak 70 tahun yang lalu.
Banyak cara untuk melakukan komunikasi jarak jauh, beberapa
orang melakukannya dengan satelit, lain orang melakukannya
dengan menembakkan signal radio ke bulan, yang lainnya dengan
sabar menunggu jatuhnya meteor dan selanjutnya menembakkan
sinyal radio ke arah meteor tersebut, cara cara seperti ini
memerlukan keahlian yang tinggi, dan memungkinkan signal VHF
menempuh jarak yang sangat jauh.
Ada cara yang relatif mudah dan murah untuk memancarkan
gelombang radio jauh melintasi bumi: bekerjalah di band HF.
Amatir radio --sesuai dengan tingkatannya-- diijinkan beroperasi
di banyak band HF. Hampir semua band di HF memungkinkan
kita untuk berkomunikasi jarak jauh yang bisa menempuh jarak
ribuan kilometer.
Dari data tahun 1996, ada lebih dari 85.000 anggota ORARI,
sebagian besar dari mereka bekerja di VHF, band 2 meter, padahal
tingkat siaga diijinkan juga beroperasi di band HF 80 meter dengan
mode phone untuk komunikasi domestik, serta dijinkan beroperasi
di band HF lainnya dengan mode CW juga untuk komunikasi
domestik.
Dari hasil perkiraan pemantauan penulis melalui ORARI Nusantara
Net dan kontes-kontes di band HF 80 meter, dari tahun ke tahun
tidak lebih dari 200 sampai 300 stasiun dari seluruh Indonsia yang
bekerja di band ini, makin sedikit lagi di 40 meter, jauh makin
sedikit lagi di 15 dan 10 meter. Persentase terbesar dari amatir
radio kita bekerja di band VHF 2 meter dengan jarak komunikasi
beberapa ratus kilometer.
Bagi banyak operator radio amatir di seluruh dunia, HF band
merupakan "The Ultimate of Art", berkelahi dengan noise,
mendengarkan alunan sinyal yang "fading", propagasi yang tibatiba
terbuka dan tertutup, merupakan seni yang hanya bisa
dinikmati di HF band.
Jarak komunikasi yang jauh memungkinkan terjadinya pertukaran
budaya dan menambah pemahaman kita terhadap perbedaan,
dan inilah salah satu tujuan amatir radio, untuk membentuk "global
fraternity".
Bekerja di band HF membuka prespektif baru di diri kita mengenai
amatir radio, menyadari di dunia lain orang juga melakukan hal
yang sama dengan kita, membuka keterisolasian wilayah, dan
membuka keterisolasian budaya. Keterbatasan perangkat
bukanlah kendala, dengan jiwa dan semangat amatir radio
didukung perangkat yang sederhana, kita bisa melangsungkan
komunikasi di band HF dengan mudah. Di band 80 meter, banyak
perangkat buatan sendiri yang dirakit oleh putera puteri Indonesia
di berbagai wilayah Nusantara terdengar mengudara, halus
dengan sapaan khas orang Indonesia.
Inilah dunia kita "Amatir Radio" dan dengan semangatnya yang
pantang menyerah, kita menjembatani komunikasi antar daerah
dan antar budaya. Viva Amatir Radio Indonsia.
Note: Karena keterbatasan tingkat, penulis belum boleh
melakukan komunikasi DX. Untuk sementara DX dapat dilakukan
dengan internet. Layangkan email anda ke : yd1bih@qsl.net 73
Jawaban Trivia: Kali ini jawabannya adalah semua benar :). Anda
harus memiliki bukti komunikasi dengan 5 stasiun di masingmasing
call-area berbeda (0, 1,..., 9) sehingga total QSL Card
adalah 50 buah. Masing-masing call-area memiliki QSL Card dari
Amatir Radio tingkat Siaga, Penggalang dan Penegak.
Apakah Anda seseorang yang telah cukup syarat? Klaimlah ke:
M. Maruto, YB0TK, PO. Box 96 Jakarta 10002.
diambil dari “Callbook 1997 ORARI Daerah DKI Jakarta” Hal. 327

No comments:

Post a Comment